News

191 Km Jalan Rusak, Sebuah Seni Kerusakan Yang Memanjakan Mata

×

191 Km Jalan Rusak, Sebuah Seni Kerusakan Yang Memanjakan Mata

Sebarkan artikel ini

191 Kilometer Jalan Rusak : Sebuah Seni Kerusakan Yang Memanjakan Mata

RABN.CO.ID, PEMALANG – Jika seni bisa lahir dari penderitaan,maka jalan rusak di berbagai Penjuru Kabupaten Pemalang adalah galeri terbuka yang menyuguhkan maha karya nyata.Lubang – lubang beraneka ukuran, aspal terkelupas membentuk pola acak, hingga genangan air seperti cermin usang,seolah berpadu menciptakan “seni kerusakan” yang memanjakan mata, sekaligus menguji andrenalin ( 14/5/2025)

Tak perlu pergi ke museum seni kontemporer,cukup melintasi jalan desa atau jalur alternatif penghubung antar kecamatan, masyarakat bisa menikmati lukisan nyata.

Kini masyarakat sedang menunggu janji politik progam Unggulan “Jalan Alus Mulus”.Jalan yang seharusnya menjadi akses utama bagi mobilitas warga,kini berubah fungsi menjadi ajang uji suspensi kendaraan dan kesabaran pengendara,semoga cepat terealisasi.

Menargetkan perbaikan 191 kilometer jalan rusak dalam lima tahun ke depan. Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Bina Marga DPUTR, Yugo Pranoto, dalam siaran langsung Radio Swara Widuri beberapa waktu yang lalu.

Menurut Yugo, dari total 350 ruas jalan kabupaten dengan panjang 765,72 km, saat ini baru sekitar 574,7 km (75%) yang berada dalam kondisi mantap. Sisanya masih menjadi pekerjaan rumah besar, dan ditargetkan diselesaikan secara bertahap hingga tahun 2030. untuk tahun ini Pemerintah kabupaten Pemalang menganggarkan sekitar Rp 63 miliar per tahun.

Kepala Bidang Bina Marga, Yugo Pranoto, memaparkan program prioritas DPUTR. Ia menyebut bahwa 8 UPT wilayah telah disiapkan untuk mendukung program ini, termasuk pemeliharaan rutin dan rekonstruksi jalan yang rusak berat.

Penanganan dimulai tahun ini, 2025, dengan target 38 km per tahun.

Fokus awal berada pada:
Penataan wajah kota, terutama di Jalan Perintis (dari Exit Tol Gandulan ke Pasar Beji) dan Jalan Sudirman (Pasar Beji hingga Alun-Alun), termasuk pembangunan City Walk.

Penanganan wilayah pesisir terdampak rob seperti Ulujami Petarukan dan Taman, Jalur penunjang ketahanan pangan dan konektivitas antarwilayah seperti Belik,Watukumpul dan Kendalsari-Gondang.

Meski program terlihat ambisius, nyatanya keterbatasan kapasitas fiskal APBD menjadi tantangan utama. Beberapa proyek tidak dapat diselesaikan dalam satu tahun anggaran dan harus disambung tahun berikutnya. “Kita lakukan secara bertahap dan berkelanjutan,” ujar Yugo.

DPUTR Pemalang membagi 191 km ruas rusak dalam porsi tahunan, memperbaiki sekitar 38 km per tahun. Namun tanpa lonjakan anggaran atau bantuan dana provinsi/pusat, banyak yang meragukan apakah target itu realistis. Terlebih, rekam jejak proyek tambal sulam masih menghantui publik.

Masyarakat sudah cerdas,bila panjang jalan yang akan direkonstruksi 191 km di bagi 5 tahun = 38 km per tahun dalam beberapa ruas,Apakah jalan yang di rekontruksi pada tahun 2025 akan tetap bertahan mulus sampai 5 tahun ke depan.

Apakah di tahun 2025 ruas jalan mulus,di tahun 2026 rusak sedang,tahun 2027 rusak berat.Melihat kualitas rekontruksi jalan yang ala kadarnya.

Intinya mendasarkan pada Perpres Nomor 16 tahun 2018, dengan perubahan pertama Perpres Nomor 12 tahun 2021 dan perubahan kedua Perpres Nomor: 46 tahun 2025, PL ( Penunjukan Langsung ) pengadaan barang di karenakan alasan mendesak dengan nilai anggaran maks Rp 200 juta dengan spek tertentu dan tentunya kedua pengadaan barang dan jasa (barjas) tersebut,Harus disertai prinsip transparansi dan akuntabilitas oleh pihak penyelenggara.

Selama pelaksanaan pengadaan barang dan jasa tidak transparan dan tidak mempertimbangkan rambu-rambu regulasi yang ada, hal ini rawan dugaan penyalahgunaan.(Redf/fadl)

Editor : Sofid

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *