News

Rehabilitasi ODGJ Antara Kepedulian Dan Tantangan Penanganan

×

Rehabilitasi ODGJ Antara Kepedulian Dan Tantangan Penanganan

Sebarkan artikel ini

Rehabilitasi ODGJ: Antara Kepedulian dan Tantangan Penanganan

RABN.CO.ID, PEMALANG – Penanganan terhadap Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ) menjadi salah satu isu sosial dan kesehatan yang memerlukan perhatian serius dari berbagai pihak. ODGJ bukan hanya masalah individu, tetapi juga menyangkut lingkungan keluarga, masyarakat, hingga peran pemerintah dalam menyediakan layanan rehabilitasi yang memadai.(12/7/2025)

Yayasan Kridho Asih Raharjo yang beralamat di Jalan Maluku No: 22 Desa Cibelok Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang.

Upaya rehabilitasi terhadap Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ),ini satu satunya yayasan di Pemalang, mulai menunjukkan perkembangan positif.

Romo Harimurti Aji Raharjo,akrab di panggil Hari pemilik Yayasan Kridho Asih Raharjo menuturkan pada awak media

“Berawal dari pengalaman hidup pribadinya yang serba berkecukupan dari segi ekonomi hingga sampai terpuruk ke titik terendah , disinilah saya mencoba mengaji rasa, dan saya merasa sangat bersyukur karena saya tidak sampai seperti mereka ODGJ,dari sudut pandang rasa syukur inilah saya mendirikan yayasan, dengan tujuan sosial untuk menampung para Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).”Ucap Hari

Masih menurut Romo Hari, kegiatan ini termasuk turut membantu program pemerintah, program pemerintah ini sudah bagus, seperti ada BPJS dan lain – lain, tetapi tidak semua masyarakat ini tahu prosedurnya ,salah satu contoh, penanganan pertama ODGJ kita bawa ke RS Siaga Medika Pemalang semua penanganan gratis, namun bila hal ini juga belum ada perubahan maka langkah yang di ambil seorang ODGJ harus di bawa ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ ) Amino Semarang untuk penanganan lebih lanjut, dan tidak semua keluarga ODGJ ini mampu dalam hal pembiayaan,disinilah Yayasan hadir dan gratis.ucapnya

Romo Hary pendiri Yayasan Kridho Asih Raharjo berusaha semaksimal mungkin memanusiakan manusia,saat ini di yayasan ada 40 orang ODGJ dalam binaannya secara gratis.

Romo Hary mengatakan bahwa rehabilitasi ODGJ tidak hanya berhenti pada tahap pengobatan.

“Yang paling penting adalah bagaimana kita bisa mengembalikan mereka ke masyarakat, agar mereka bisa kembali produktif dan tidak dikucilkan,” ujarnya.

Kedepan program rehabilitasi ini meliputi pendekatan medis dan non-medis. Secara medis, ODGJ diberikan pengobatan rutin dan pemantauan psikologis oleh dokter dan perawat jiwa.

Sementara pendekatan non-medis dilakukan melalui keagamaan dan pelatihan keterampilan.

Salah satu tantangan terbesar adalah stigma yang masih melekat di masyarakat. Banyak keluarga enggan membawa anggota keluarganya yang mengalami gangguan jiwa ke fasilitas kesehatan karena takut dianggap aib. Padahal, dengan penanganan yang tepat, banyak ODGJ yang dapat pulih dan hidup mandiri.

Namun, rehabilitasi ODGJ membutuhkan dukungan berkelanjutan. Tidak hanya dari pemerintah, tetapi juga dari masyarakat luas.

Perlu ada peningkatan edukasi publik agar masyarakat memahami bahwa gangguan jiwa adalah penyakit yang bisa disembuhkan dan ODGJ juga memiliki hak untuk hidup layak.

Dengan pendekatan yang lebih manusiawi dan sistematis, diharapkan tidak ada lagi ODGJ yang dipasung atau terlantar di jalanan .

Rehabilitasi bukan hanya soal pengobatan, tetapi tentang mengembalikan harapan dan masa depan mereka.Pungkasnya ( Redf/rhm)

Editor : Sofid

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *