Masyarakat Berharap Pengerukan Sedimentasi di Muara Asemdoyong dan Pembangunan Breakwater, Selesai Tepat Waktu.
RABN.CO.ID, SEMARANG – Selasa 26 Agustus 2025 – Aktifitas pengerukan sedimentasi di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Asemdoyong, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang Jawa Tengah,terus berjalan. Proyek Pemprov Jateng yang menelan anggaran Rp 7,55 miliar pada tahap pertama ini dilaksanakan untuk memperlancar akses keluar masuk kapal nelayan sekaligus mengurangi penumpukan sedimentasi yang sering menghambat aktivitas pelayaran.
Pelaksana proyek adalah kontraktor PT. Wahyu Jati Abadi yang beralamat di Semarang,yang telah ditunjuk pemerintah Propinsi dengan pengawasan dari masyarakat sekitar Desa Asemdoyong. Warga juga turut serta melakukan kontrol sosial agar pengerjaan tidak merugikan lingkungan maupun aktivitas wisata.
Pekerjaan utama dalam proyek ini meliputi pembangunan Breakwater sisi timur sepanjang 200 meter serta pengerukan muara Sungai Elon dan pelabuhan dengan volume mencapai 30.571 meter kubik.
Proyek dimulai pada 5 Juni 2025 dan ditargetkan selesai dalam waktu 150 hari kalender. Dengan perhitungan tersebut, penyelesaian diproyeksikan rampung pada akhir Oktober 2025.
Kawasan ini dikenal sebagai pelabuhan penting bagi aktivitas ekonomi nelayan sekaligus dekat dengan destinasi wisata Pantai Muara Indah.
Pengerukan dilakukan untuk meningkatkan fungsi pelabuhan, memperlancar aktivitas melaut nelayan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Selain itu, proyek ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir yang menggantungkan hidup dari hasil laut.
Pelaksana proyek menegaskan, seluruh pekerjaan dijalankan sesuai aturan perizinan dan Rencana Anggaran Biaya (RAB).
Publik berharap,batu boulder untuk Breakwater digunakan sesuai spesifikasi, yaitu berukuran 100–500 kg dan 1000–1500 kg.Jangan sampai minimnya pengawasan dan kurangnya kontrol sosial material “Boulder” tidak sesuai spesifikasi yang telah ditentukan
Boulder tersebut di beli dari PT.Ria Jaya Properti,yang beralamat: Desa Lawangrejo RT,003 RW .004 , Kecamatan Pemalang kabupaten Pemalang.
Dugaan isu di masyarakat, proyek Breakwater ini menggunakan solar subsidi.
Kepada awak media Direktur PT. Wahyu Jati Abadi menyampaikan lewat telepon,bahwa, “Bahan bakar yang di gunakan untuk alat berat dilokasi proyek,ini menggunakan solar industri dan resmi,kami tidak berani neko – neko ini proyek Pemerintah Provinsi (Pemprov ),mas brow , jadi saya tidak pakai solar subsidi, seperti isu miring semacam itu.” tegas Jati
Di singgung terkait lumpur yang sangat mengganggu fasilitas umum terutama obyek wisata,”Kita sudah melakukan pekerjaan ini sesuai RAB, jarak dari lokasi pendalaman ke lokasi buangan lumpur 1 kilometer,dan sudah melalui kesepakatan dengan pihak terkait,”imbuhnya.
Belakangan muncul dilema dimasyarakat, lumpur hasil pengerukan,justru terkesan di biarkan menumpuk disekitar kawasan wisata desa,kondisi ini bukan hanya merusak estetika,namun juga membuat aktivitas wisata Desa terganggu.
Pengunjung mengeluh, kawasan yang seharusnya bersih dan nyaman kini berubah menjadi becek,bau, dan tidak menarik.
Ironisnya, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang seharusnya berada di garis depan menjaga dan mengembangkan wisata, justru memilih diam seribu bahasa.
Publik bertanya- tanya ada apa, dengan Pemdes dan BUMDes?
Ataukah BUMDes tidak berdaya menghadapi kontraktor proyek?
Pertanyaan- pertanyaan ini wajar mengemuka,karena wisata adalah salah satu sumber pendapatan desa yang harusnya di lindungi.
Masyarakat berharap keluhan ini bisa di dengar langsung oleh Gubernur Jawa Tengah,Ahmad Luthfi.
Publik sedang tidak menolak pembangunan, masyarakat berharap pemerintah desa (Pemdes) dan pihak terkait segera bersikap tegas.Jangan hanya sibuk dengan proyek, sementara lumpur dan dampak lingkungannya di biarkan merusak wajah wisata desa.
Transparansi dan kepedulian harus menjadi prioritas,Agar desa Asemdoyong benar – benar mendapat manfaat dari pembangunan Breakwater, bukan hanya meninggalkan luka dan pertanyaan.(RedF-mano)
Editor : Sofid