News

Pemalang Bergejolak, Inspiring Teacher Diduga Menjadi Sumbu Peledak Pergerakan Aksi Massa Dan Unras

×

Pemalang Bergejolak, Inspiring Teacher Diduga Menjadi Sumbu Peledak Pergerakan Aksi Massa Dan Unras

Sebarkan artikel ini

Pemalang Bergejolak, Inspiring Teacher Diduga Menjadi Sumbu Peledak Pergerakan Aksi Massa dan Unras

RABN.CO.ID, SEMARANG – Kamis,28 Agustus 2025.Pemalang kembali bergejolak. Program Inspiring Teacher 2025 yang semestinya menjadi ajang edukasi dan peningkatan kualitas guru justru berubah menjadi bara pemicu pergerakan massa. Gelombang kekecewaan dan kecurigaan publik memuncak, hingga berujung pada rencana aksi unjuk rasa besar-besaran (Unras) yang dipimpin langsung oleh ketua Aliansi Masyarakat Pemalang Bersatu (AMPB) Hamu Fauzi, pada 4 September 2025,aksi di gelar di alun-alun Pemalang.

Menurut praktisi hukum “Polemik Pungutan Rp200.000 untuk kegiatan Inspiring Teacher 2025 yang semula di jadwalkan Kamis 21 Agustus 2025, diundur, Sabtu 30 Agustus 2025, semakin memanas dan bergejolak.Sejumlah guru yang merasa terbebani mulai melakukan perlawanan hukum dengan menyiapkan Gugatan Melawan Hukum (PMH) ke Pengadilan Negeri Pemalang.”Tegas imam

Edaran yang mewajibkan guru maupun honorer membayar kontribusi Rp 200.000,- untuk mengikut kegiatan itu dianggap tidak memiliki dasar hukum.Pungutan dihimpun oleh Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) dan Kelompok Wilayah Kerja (KWK),Namaun tanpa dukungan regulasi resmi seperti APBD,SK Bupati, maupun aturan teknis dari Dinas Pendidikan Pemkab Pemalang.

Program Edukatif atau Kepentingan Terselubung?

Alih-alih menjadi momentum positif, Inspiring Teacher dituding tidak murni sebagai program peningkatan mutu pendidikan.Publik menilai program ini sarat kepentingan.

Spekulasi semakin liar ketika sejumlah elemen,pengamat,mahasiswa, aktivis, yang tergabung dalam AMPB dan masyarakat mulai menyoroti transparansi kebijakan Pemkab Pemalang yang berintegritas.

Menurut ketua Aksi kepada awak media di posko penggalangan donasi “Kalau kekecewaan itu masih tergolong level terendah,ini kemuakan, karena sudah berkali-kali Bupati ini tidak ada kapoknya, melakukan pungutan liar(Pungli),terutama saat bulan puasa yang lalu,pungutan infaq berkedok agama, lah ini bikin lagi pungli guru sebagai obyek, dipungut Rp.200.000,-coba dikalikan saja 7000 guru, tentunya nilai yang fantastis,’ Ucap Hamu.

Program ini hanyalah percikan api yang menyulut tumpukan bahan bakar keresahan masyarakat.

Jaga Kondusifitas

Pemkab Harus Waspada, dan pahami peta Politik dan Peta komvlik di Daerahnya,Pemkab sudah seharusnya flashback (kilas balik ),pada peristiwa 23 Juli 2025,di Desa Pegundan Kecamatan Petarukan Kabupaten Pemalang, peristiwa yang banyak menelan korban luka,dan menjadi trending topik Nasional.

Publik soroti, bubarkan Inspiring Teacher dan kembalikan dugaan uang Pungutan Rp.200.000,-dari peserta,dan atau program Inspiring Teacher tetap berjalan dengan anggaran lain.atau tidak sama sekali.

Jika pemerintah daerah terus menutup mata dan telinga, unras 4 September bukan hanya sekadar aksi simbolik, melainkan bisa berubah menjadi gelombang perlawanan rakyat.

Pemkab Pemalang perlu membaca situasi dengan bijak: apakah tetap memaksakan program yang sarat polemik, atau berani membuka ruang dialog dan transparansi.

Inspiring Teacher yang sejatinya dimaksudkan untuk memberi inspirasi justru menjelma menjadi sumber kontroversi.

Jika benar-benar ingin “mengilhami”, maka yang harus diutamakan adalah kejujuran dan keberanian Pemkab dalam menjawab kritik publik.

Tanpa itu, 4 September 2025 bisa tercatat sebagai hari perlawanan rakyat Pemalang terhadap arogansi kebijakan.(RedF)

Editor : Sofid

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *