Publik Desak Kadisdik Bongkar Aktor di Balik Program Inspiring Teacher 2025
RABN.CO.ID PEMALANG – Keputusan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Pemalang untuk menghentikan pelaksanaan program Inspiring Teacher memicu sorotan tajam dari berbagai kalangan. Program yang sebelumnya diklaim sebagai upaya peningkatan mutu pendidik justru berujung kontroversi dan dibubarkan di tengah jalan.
Namun penghentian program ini dinilai belum cukup.
Masyarakat mendesak Dindikbud dan Pemerintah Kabupaten Pemalang, khususnya Kepala Dinas Pendidikan, untuk tidak hanya berhenti pada penghentian kegiatan, tetapi juga mengungkap siapa aktor di balik munculnya program yang sarat kejanggalan tersebut.Senin (8/9/2025)
“Kalau hanya dihentikan, itu tidak cukup. Harus ada kejelasan siapa inisiatornya, siapa yang mendorong, dan apa motif di balik program ini. Jangan sampai kegiatan yang menguras anggaran dan energi publik ini menguap begitu saja tanpa pertanggungjawaban,” ujar salah satu pemerhati pendidikan di Pemalang.
Desakan ini secara tegas ditujukan kepada Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik), agar berani membuka siapa saja pihak yang terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan program. Publik menilai transparansi ini penting demi menjaga integritas lembaga pendidikan dan mencegah terulangnya praktik serupa di kemudian hari.
Program Inspiring Teacher sebelumnya menuai kritik dari kalangan guru, orang tua murid, hingga mahasiswa. Banyak pihak menilai program ini lebih menyerupai proyek titipan daripada upaya peningkatan kualitas pendidikan yang sesungguhnya.
Langkah Dindikbud untuk menghentikan program memang patut diapresiasi, namun publik menilai tindakan tersebut baru sebatas solusi jangka pendek. Transparansi dan akuntabilitas tetap menjadi tuntutan utama.
“Jika Pemkab tidak berani membuka siapa aktor di balik program ini, maka wajar jika publik menilai ada upaya menutupi kebenaran. Ini menyangkut integritas dan kepercayaan terhadap pemerintahan,” tegas salah satu tokoh masyarakat.
Dalam pernyataan terbarunya, Kepala Dinas Pendidikan menyampaikan bahwa dana yang telah terlanjur dibayarkan oleh peserta program akan dikembalikan secara utuh. Pernyataan ini menjadi penegasan bahwa Dindikbud ingin menutup polemik di permukaan, namun publik berharap hal itu tidak menjadi akhir dari penanganan kasus ini.
Dalam pernyataannya, Kadisdik Ismun mengakui adanya keterlibatan pihak ketiga dalam pelaksanaan program Inspiring Teacher. Pernyataan ini justru memperkuat dugaan bahwa ada aktor eksternal yang bermain di balik layar, dan membuat publik semakin geram.
“Kalau sudah diakui ada pihak ketiga, maka pertanyaannya: siapa mereka? Apa perannya? Dan mengapa bisa terlibat dalam program pendidikan resmi tanpa pengawasan yang jelas?” ujar salah satu pemerhati pendidikan di Pemalang.
Langkah Ismun menghentikan program ini memang mendapat apresiasi sebagai bentuk tanggung jawab awal. Namun publik menilai hal itu belum cukup. Desakan kini mengarah langsung ke Kadisdik untuk berani membongkar siapa pihak ketiga yang disebutnya terlibat, dan menjelaskan bagaimana program itu bisa berjalan tanpa kejelasan legalitas yang kuat.
“Kepala Dinas tidak bisa hanya bilang ada pihak ketiga lalu diam. Harus dibuka siapa penyelenggaranya, apakah mereka sudah punya izin, bagaimana mekanisme kerja samanya, dan siapa yang menyetujui. Jangan main lempar batu sembunyi tangan,” tegas seorang tokoh masyarakat.
Selain desakan membongkar aktor intelektual di balik program, masyarakat juga menuntut transparansi penuh atas dana yang telah terlanjur dibayarkan oleh para peserta. Kadisdik Ismun sebelumnya menyatakan dana tersebut akan dikembalikan secara utuh, namun hingga kini publik menagih kejelasan teknis pengembalian dan audit transparan atas aliran dana tersebut.
“Siapa yang mengelola dana? Masuk ke rekening siapa? Berapa totalnya? Dan kapan dikembalikan? Ini harus dijelaskan secara terbuka, jangan sampai publik merasa dibohongi dua kali,” tambahnya.
Program Inspiring Teacher awalnya diklaim sebagai program peningkatan kapasitas guru, namun kenyataannya menuai kritik dari berbagai kalangan, termasuk guru, orang tua, mahasiswa, hingga aktivis pendidikan. Banyak yang menilai program ini tak lebih dari “proyek titipan” yang tidak memiliki dampak nyata terhadap kualitas pendidikan di Pemalang.
Kini, dengan munculnya pengakuan Kadisdik soal keterlibatan pihak ketiga, bola panas ada di tangan Dindikbud. Masyarakat menunggu langkah tegas: apakah Ismun berani membongkar dalang sebenarnya, atau justru memilih diam dan kehilangan kepercayaan publik?
Desakan agar Kadisdik mengungkap aktor di balik program ini bukan sekadar tuntutan emosional, melainkan bagian dari pengawasan publik terhadap tata kelola kebijakan pendidikan. Masyarakat menuntut adanya jaminan agar kasus serupa tidak kembali terjadi di masa mendatang.
Kini, mata publik tertuju pada langkah lanjutan Dindikbud dan Pemkab Pemalang. Apakah mereka akan membuka tabir dan mengungkap siapa yang bermain di balik program Inspiring Teacher, atau memilih diam dan menghadapi risiko semakin menurunnya kepercayaan masyarakat?(rabn-pml)
Editor : Sofid