News

Refleksi 25 Tahun, LSM Pemalang Peduli Bagikan Makanan untuk ODGJ: “Kami Tak Butuh Panggung, Hanya Kemanusiaan

×

Refleksi 25 Tahun, LSM Pemalang Peduli Bagikan Makanan untuk ODGJ: “Kami Tak Butuh Panggung, Hanya Kemanusiaan

Sebarkan artikel ini

Refleksi 25 Tahun, LSM Pemalang Peduli Bagikan Makanan untuk ODGJ: “Kami Tak Butuh Panggung, Hanya Kemanusiaan

RABN.CO.ID, PEMALANG – Di tengah arus perubahan sosial yang kian cepat satu lembaga tetap teguh berdiri di atas semangat kepedulian Lembaga Swadaya Masyarakat ( LSM ) Pemalang Peduli yang didirikan sajak 11 Oktober 2000 dengan akta notaris, No : 6 / L / X /2000, 25 tahun bukan masa yang sebentar, bisa dibilang LSM tertua di Pemalang.

Di tengah hiruk pikuk peringatan hari jadi lembaga-lembaga sosial yang kerap diwarnai seremoni megah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Pemalang Peduli memilih jalur berbeda. Dalam refleksi 25 tahun kiprahnya, lembaga ini justru turun ke jalan, membagikan makanan untuk puluhan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang hidup terlantar di sekitar kota Pemalang.

“Perayaan kami sederhana saja—tanpa tumpeng besar, tanpa panggung. Kami hanya ingin mengingatkan, kemanusiaan itu bukan slogan,” ujar Ketua LSM Pemalang Peduli, Uripto GD, kepada awak media,Sabtu (11/10).

Aksi sosial itu dilakukan sejak pagi di sekitar Terminal Induk, Pasar Banjardawa, hingga area Jebed Selatan—wilayah yang kerap menjadi tempat berkumpulnya para ODGJ jalanan. Sedikitnya 100 bungkus nasi dan air mineral dibagikan oleh LSM PP.

Namun di balik kegiatan itu, tersirat kritik tajam terhadap lemahnya perhatian pemerintah daerah terhadap isu kesehatan jiwa. Uripto GD menyebut, banyak ODGJ yang seolah “dibiarkan hidup tanpa arah”.

“Selama dua puluh lima tahun kami melihat, persoalan ODGJ masih dianggap pinggiran. Padahal mereka juga warga negara, punya hak untuk hidup layak,” tegasnya.

Namun hanya sebagian kecil yang mendapat penanganan medis rutin. Selebihnya bergantung pada belas kasih masyarakat.

Refleksi 25 tahun LSM Pemalang Peduli tak hanya menjadi momentum nostalgia, tapi juga tamparan halus bagi para pemangku kebijakan. Di tengah wacana besar soal kesejahteraan sosial, masih banyak “wajah-wajah sunyi” yang tak tersentuh program resmi.

“Kalau bukan kita yang peduli, siapa lagi? Pemerintah seharusnya hadir, bukan sekadar mendata,” kata Dato, salah satu relawan senior.

Di penghujung kegiatan, para relawan duduk di trotoar, menyantap makanan bersama para ODGJ. Tak ada jarak, tak ada sekat—sebuah potret kecil kemanusiaan yang kian langka di tengah masyarakat yang sibuk merayakan pencitraan.Tutup Ripto GD. (MF)

Editor : Sofid

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News

STOP PRES STOP PRES, RABN.CO.ID – Diberitahukan kepada instansi…