RABN.CO.ID, JATENG – Di era digital yang serba terhubung, keandalan dan keamanan situs web menjadi sangat penting. Namun, ancaman terhadap dunia maya pun terus berkembang, salah satunya adalah serangan DDoS (Distributed Denial of Service). Meskipun sering luput dari perhatian publik, DDoS dapat melumpuhkan layanan online dan menimbulkan kerugian besar, baik dari segi ekonomi maupun reputasi.
DDoS merupakan serangan siber di mana sejumlah besar lalu lintas palsu dikirim ke sebuah server atau situs web dalam waktu bersamaan. Tujuannya sederhana namun mematikan: membuat situs tersebut tidak dapat diakses oleh pengguna yang sah.
Serangan ini sering dilakukan oleh peretas untuk tujuan sabotase, pemerasan, bahkan sebagai bentuk protes digital.
Serangan DDoS tidak hanya menyerang perusahaan besar atau lembaga pemerintah. Situs web sekolah, bisnis kecil, bahkan organisasi sosial pun bisa menjadi target. Hal ini menunjukkan bahwa setiap pengguna internet perlu memiliki kesadaran dan kewaspadaan akan pentingnya keamanan siber.
Mengutip dari laman G-news.id tanggal 25/4/2025, situsnya mengalami serangan bertipe DDoS,hal ini merupakan bentuk kejahatan gaya baru. 26/4/2025
Lalu, apa yang bisa dilakukan?
Pertama, edukasi publik mengenai keamanan digital harus digencarkan. Banyak pengguna internet yang belum menyadari ancaman DDoS dan cara mengantisipasinya.
Kedua, penyedia layanan internet dan pengelola situs perlu berinvestasi dalam sistem pertahanan siber, seperti firewall dan teknologi deteksi dini.
Ketiga, kolaborasi antarnegara juga diperlukan untuk melacak dan menindak pelaku serangan lintas batas ini.
Sebagai masyarakat digital, kita tidak bisa hanya menjadi penonton. Kesadaran kolektif dan tindakan nyata menjadi benteng utama untuk melindungi ruang maya dari serangan DDoS yang semakin canggih dan merusak. (redF)
Editor: Sofid
